Uang dan Kekuasaan, Dinamika Politik Menjelang Pilkada 2024 di MUBA
MUBA Iniklik.com – Dalam masyarakat modern, ada anggapan lama yang mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya, tetapi kenyataannya, uang seringkali menjadi pusat dari segala hal, termasuk dalam dunia politik.
Fenomena ini semakin jelas menjelang Pilkada serentak 2024, khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin, di mana uang tampak mendominasi panggung politik.
Politik dan uang kini bagaikan dua sisi mata uang yang saling bergantung satu sama lain. Uang berperan sebagai alat untuk mengamankan dukungan politik dan mempengaruhi hasil pemilihan, sementara politik memberikan sarana untuk akumulasi kekayaan yang lebih besar.
Seperti yang diungkapkan oleh pakar politik Daniel Duncan, “Jika seseorang memiliki satu sen uang, maka dia berkuasa sejauh satu sen atas manusia.” Pernyataan ini menggambarkan betapa besar pengaruh uang dalam meraih kekuasaan.
Menjelang Pilkada 2024, perhatian tertuju pada salah satu bakal calon, Lucianty, seorang mantan koruptor dan pemilik SPBU dengan kekayaan melimpah.
Lucianty, yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Sumsel terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Kabupaten Musi Banyuasin, memperoleh kursi terakhir di Dapil tersebut dengan 18.460 suara pada Pemilu 2024.
Fenomena ini mencerminkan perubahan dalam politik yang kini lebih memprioritaskan kekuatan finansial daripada elektabilitas atau rekam jejak calon.
Di tengah dinamika ini, masyarakat perlu lebih proaktif dalam pengawasan, memastikan bahwa pemilihan tidak dikendalikan oleh politik uang.
Ini penting untuk menjaga integritas demokrasi dan memastikan bahwa pemerintahan yang terpilih tidak akan menjadi aktor dalam praktek korupsi.
Sebagaimana dinyatakan dalam lagu terkenal, “Sejarah Mungkin Berulang,” penting bagi masyarakat untuk menjaga agar sejarah politik tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama.