PalembangSumsel

Sukses, KCFI Sumsel Bedah Buku “Perang Kota 120 Jam Rakyat Palembang” karya H Asnawi Mangku Alam

Memastikan nilai sejarah tidak tergerus waktu dan tetap menjadi bagian identitas budaya Sumsel

PALEMBANG, Inilink.com – Komunitas Cinta Film (KCFI) Sumsel sukses menggelar Bedah Buku “Perang Kota 120 Jam Rakyat Palembang” karya H Asnawi Mangku Alam, di Hotel Swarna Dwipa, Sabtu (29/11/2025).

Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan menyambut baik kegiatan bedah buku 120 Jam Perang Rakyat Palembang yang akan diangkat ke dalam bentuk film.

Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan, Fitriana, S.Sos., M.Si mengatakan, langkah ini bukan hanya memperkaya khazanah literasi sejarah daerah, tetapi juga menjadi jembatan penting untuk mengingatkan generasi muda akan salah satu peristiwa heroik terbesar dalam sejarah Sumatera Selatan.

nilai-nilai sejarah tidak tergerus

Menurut Fitriana, menghidupkan kembali kisah perjuangan rakyat Palembang melalui medium film merupakan upaya strategis dalam memastikan bahwa nilai-nilai sejarah tidak tergerus waktu dan tetap menjadi bagian dari identitas budaya Sumsel.

BACA ARTIKEL LAINNYA :

Pemprov Sumsel Respon Positif Pelantikan KCFI : Memperkuat Literasi Film Daerah

 

Melalui pesan-pesan yang terkandung dalam buku tersebut—tentang keberanian, pengorbanan, dan persatuan—Dinas Perpustakaan Sumsel berharap semangat patriotisme dapat tumbuh kuat di hati generasi muda.

Fitriana menambahkan, ketika sejarah diceritakan dengan cara yang relevan dan mudah diterima, ia bukan hanya menjadi catatan masa lalu, tetapi menjadi inspirasi untuk membangun masa depan.

“Karena itu, Dinas Perpustakaan Sumsel mendukung penuh kolaborasi literasi dan perfilman ini sebagai langkah nyata dalam merawat ingatan kolektif bangsa sekaligus memperkuat karakter generasi penerus,” tegasnya.

bukan sekadar catatan sejarah

Pembina KCFI Pusat, Ir Hendriono, menyatakan mewakili Pembina Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI) Pusat, Hendriono menyambut dengan penuh penghargaan inisiatif pengangkatan buku Perang Kota 120 Jam Perang Rakyat Palembang” menjadi sebuah karya film.

Hendrinono menmabahkan, buku ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi potret nyata keberanian dan persatuan rakyat Palembang dalam menghadapi agresi penjajah.

Ketika literasi sejarah diperkuat melalui diskusi publik dan medium audiovisual, kata Hendriono, maka nilai-nilai perjuangan itu akan semakin mudah dipahami serta dekat dengan kehidupan generasi muda saat ini.

“Saya memandang bahwa langkah ini memiliki arti strategis dalam menanamkan nilai patriotisme, nasionalisme, dan kebanggaan terhadap sejarah daerah kepada anak-anak muda Sumatera Selatan dan Indonesia secara umum. Film yang diadaptasi dari kisah sejarah lokal seperti ini dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan masa lalu dengan masa depan, sekaligus memperkokoh identitas budaya bangsa,” tegasnya.

memotivasi generasi muda

Ketua Umum KCFI Pusat, Budi Sumarno menyatakan, pihaknya mendukung penuh upaya kreatif ini dan berharap film tersebut kelak menjadi karya monumental yang memotivasi generasi muda untuk mengenal sejarah bangsanya dan mengambil inspirasi dari perjuangan para pendahulu.

Sebagai Ketua Umum KCFI Sumatera Selatan, Budi memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya Bedah Buku Perang Kota 120 Jam Perang Rakyat Palembang” dan rencana besar untuk mengangkatnya ke layar film.

Buku ini adalah dokumen sejarah yang sangat berharga, merekam kegigihan dan keberanian rakyat Palembang dalam mempertahankan martabat bangsa.

Mengemas kembali cerita heroik ini dalam bentuk film merupakan langkah penting untuk menjangkau generasi muda dengan cara yang lebih dekat dan relevan dengan dunia mereka.

nilai-nilai perjuangan

Sementara, Yosep Suterisno, SE mengatakan KCFI Sumsel meyakini bahwa nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam buku ini mampu membangkitkan semangat baru bagi generasi muda—semangat untuk mencintai tanah air, menghargai sejarah, dan memahami pengorbanan para pendahulu.

Ketika sebuah karya literasi sejarah dihidupkan melalui medium film, maka ia akan menjadi sumber inspirasi yang jauh lebih luas jangkauannya.

“Kami sepenuhnya mendukung proses kreatif ini dan berharap film tersebut menjadi momentum kebangkitan kembali film-film bertema lokal Sumatera Selatan di panggung nasional,” tambahnya.

Hadir sebagai pembicara dalam Budah Buku “Perang Kota 120 Jam Rakyat Palembang” karya H Asnawi Mangku Alam, Zuriyat Pejuang, Drs Asmarullah Mangku Alam, sejarawan Sumsel Drs Syafrudin, M.Pd, P.hD, Akademisi di Palembang Dr Kemas Ari Panji, Produser dan Sutradara, Adisurya Abdy, Director of Photografi (DOP), Bernhard Ulu Sirait, dan Ketua Umum KCFI Sumsel, Budi Sumarno.

TEKS : IMRON SUPRIYADI  |  EDITOR  :  HABIBI ARIDI   |  FOTO : KCFI SUMSEL / ARI BULU

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button