DaerahMuara EnimSerbaSerbi

Ketika Suara Kecil Belajar Menjadi Cahaya: Kelas Perdana Dai Cilik di BLK Laa Roiba

Suatu hari nanti, salah satu dari mereka mungkin akan berdiri di panggung nasional

Pustrini Hayati, S.Pd.I, (Ummi Putri) Koordinator Program Pelatihan

Muaraenim, Inilink.com – Sabtu pagi, 8 November 2025, halaman Pondok Pesantren Laa Roiba Muaraenim tampak lebih ramai dari biasanya. Biasanya, hari Sabtu adalah waktu istirahat bagi murid-murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) Laa Roiba.

Namun pagi itu, beberapa orang tua terlihat datang mengantar anak-anak mereka menuju sebuah gedung bertuliskan Balai Latihan Kerja (BLK) Laa Roiba.

Ada yang berjalan pelan sambil menggandeng tangan anaknya. Ada pula yang menunggu sejenak, melihat buah hati mereka masuk dengan raut wajah penuh harap.

Di dalam ruangan pelatihan, 13 anak duduk membentuk lingkaran. Ada yang tampak malu, menundukkan wajah sambil menggenggam ujung baju.

Ada juga yang sudah duduk tegap, seperti siap menjadi penceramah kecil di panggung besar. Nama-nama seperti Izza, Wulan, Hafizah, Alif, Musa, Affan, Rifki, Kavindra, Uwais, Fauzan, Fadhil, Akbar, dan Akhtar adalah para peserta pertama dari sebuah perjalanan panjang bernama Pelatihan Public Speaking dan Dai Cilik.

Pelatihan perdana ini menjadi bagian dari Program Pembinaan Santri Produktif yang dipandu oleh Pustrini Hayati, S.Pd.I, atau yang akrab dipanggil Ummi Putri.

Ia berdiri di depan kelas dengan senyum hangat, menyapa satu per satu dengan pendekatan yang lembut.

“Hari ini kita belajar dari dasar dulu. Kita mulai dari napas,” ucapnya pelan.

Suaranya tidak meninggi, tidak memaksa. Seolah mengajak anak-anak memasuki sebuah pengalaman baru yang menyenangkan.

Tujuan pelatihan ini sederhana tetapi kuat. Anak-anak dilatih untuk berbicara dengan jelas, menyusun kata tanpa terburu-buru, dan yang paling penting, berani berbicara di depan orang lain.

Pustrini percaya bahwa keberanian adalah benih yang harus ditanam sejak kecil. Jika tumbuh dengan benar, kelak ia akan menjadi karakter yang melekat dalam kehidupan anak.

Materi pelatihan disampaikan oleh Imron Supriyadi, S.Ag., M.Hum, seorang mentor public speaking yang juga pernah menjadi dosen UIN Raden Fatah Palembang selama lebih dari satu dekade.

Imron Supriyadi, mentor Pelatihan Publik Speaking sedang memberi contoh kepada para peserta. (Sumber : TIm PP Laa Roiba)

Ia mengajarkan teknik napas dari perut, pengucapan huruf vokal, serta latihan memperjelas artikulasi. “Tidak harus keras. Yang penting jelas. Tidak harus cepat. Yang penting teratur,” ucapnya sambil memperagakan cara mengambil napas perlahan.

Beberapa anak mulai mencoba mengikuti. Mulut mereka terbuka lebih lebar dari biasanya saat mengucap kata sederhana. Ada yang menahan tawa karena merasa aneh. Namun suasana itu justru membuat latihan terasa hangat dan menyenangkan.

Program ini sejalan dengan arahan Pendiri dan Pimpinan Pesantren Laa Roiba, KH. Taufik Hidayat, S.Ag., M.I.Kom. Beliau meyakini bahwa kemampuan berbicara adalah bekal penting dalam kehidupan sosial.

“Orang tua perlu mendorong anak-anak mengikuti pelatihan ini. Mereka kelak akan hidup di tengah masyarakat, dan kemampuan menyampaikan pesan dengan baik adalah bagian dari tanggung jawab dakwah,” ujarnya.

Pelatihan ini bukan yang pertama dilakukan oleh BLK Laa Roiba. Sebelumnya, lembaga ini telah menjalankan Program Sekolah Khatib dan Imam (SKIM) yang diresmikan sejak 15 Mei 2024, bahkan mengirim tim pelatih untuk membimbing masyarakat di Masjid Al-Ikhlas Desa Lingga.

Pelatihan Dai Cilik ini adalah langkah lanjutan, yang kelak akan dikembangkan menjadi Sekolah Publik Speaking dan Dai (SPADA) Laa Roiba.

Menariknya, program ini bukan hanya untuk santri internal Laa Roiba. Anak-anak dari luar pesantren juga dapat mengikuti kelas, yang akan diadakan pada hari Ahad atau disesuaikan dengan jadwal sekolah masing-masing.

“Kami ingin manfaatnya luas. Dakwah tidak boleh dibatasi pagar pesantren,” kata Pustrini.

Di luar ruangan, suara bola voli terdengar dari lapangan. Santri MTs dan Aliyah sedang berlatih. Sebagian masih berada di kelas masing-masing.

Sementara di dalam gedung BLK, 13 anak kecil itu sedang berlatih mengucap huruf demi huruf. Pelan, teratur, kadang diselingi tawa ringan. Ada kesungguhan kecil yang tumbuh dari hal sederhana.

Pada akhirnya, pelatihan ini bukan sekadar mengajar cara berbicara. Ia sedang memupuk sesuatu yang lebih dalam: keyakinan pada diri sendiri.

Barangkali hari ini hanya latihan vokal dan artikulasi. Namun suatu hari nanti, salah satu dari mereka mungkin akan berdiri di panggung nasional, menyampaikan pesan kebaikan yang menggetarkan hati banyak orang. Dan semua itu bermula dari ruangan sederhana di BLK Laa Roiba, pada sebuah Sabtu pagi yang hangat.

Teks / Foto : Tim PP Laa Roiba | Editor : Habibi Aridi

Berita terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button